Selasa, 15 Maret 2011

MAHASISWA : Kreatif, inovatif, aktif dan Kritis

Flowchart: Predefined Process: Merah putih, lalu Putih Biru, berikutnya Putih Abu-abu. And Now,,,, apapun warnanya terserah…!
Ada yang mengerti???
Ya,,  pasti bisa ketebak. Ketika SD kita mesti menggunakan seragam merah putih, lalu saat SMP mesti memakai seragam Putih Biru, dan saat harus menggunakan seragam putih abu-abu, berarti kita sudah menginjak dunia SMA. Masa yang katanya paling indah itu. Whatever,,, indah atau tidak,, tergantuk bagaimana kita menikmatinya.
Dan sekarang, kita tidak perlu terkekang dibalik seragam, bisa pakai warna apa saja, senin untuk biru, selasa untuk merah, kuning untuk jumat atau apapun warna dan harinya kita tidak akan dihukum karena tidak sama dengan warna baju yang dikenakan orang lain. Karena sekarang bukan masa SD dengan ingus yang nggak henti, SMP yang penuh kejahilan, atau SMA yang penuh kebingungan. Sekarang sudah saatnya mulai menentukan sikap. Karena usia kita sudah tidak lagi 11-16 tahun, anda sudah 17 tahun ke atas, anda sudah berhak menonton tanpa didampingin orang tua. Anda yang menentukan langkah anda. Inilah masa anda, tambahan gelar dibelakang siswa, menjadi mahasiswa. Bukan kesekolah, tapi ke kampus, bukan bu guru,, pak guru,,, tapi Dosen.
Dan memasuki dunia ini anda tentunya harus siap dengan segala kemungkinan, siap dengan segala tantangan. Ikut organisasi? boleh, focus pada akademik? boleh, ikut keduanya? Boleh. Karena sudah saya bilang dari awalkan? Anda sudah 17 tahun ke atas. Jadi bebas menentukan sikap.
Bukan lagi ada guru yang akan menyuapi semua ilmu itu. Bukan menjadi pendengar pasif yang duduk diam, dan membuka telinga lebar-lebar. Butuh kreatifitas untuk menjadi lebih. Harus inovatif jika ingin maju. Membuka diri untuk jadi seorang yang aktif. Dan tidak serta merta menerima masukan kalau tidak tau apa yang sebenarnya. Jadilah Kritis.
Itulah harusnya yang dilakukan untuk menjadi seorang mahasiswa, tidak hanya kreatif, tapi inovatif, aktif dan tetap kritis. Jika begitu anda bisa jadi sukses untuk jadi mahasiswa.. Tetap ingat saja, setiap langkah punya resikonya masing-masing. Dan jika ingin sukses harus berani dengan resiko itu. SEMANGAT!
My nam3 i5 PuR1
Semester baru, ada mahasiswa baru, ada mahasiswa yang tidak baru. Tapi apa peduli dengan status itu, mahasiswa baru, atau tidak tetap saja pertanyaan saya sama? Mau jadi apa anda? Jadi orang-orang pasif atau orang yang aktif. Jadi aktivis atau apatis?
Ada yang mau jawab? Ketik Reg spasi MHS kirim ke…. No h4t1 4nd4… masing-masing ( Just Kidding guys)
Semua orang punya pilihan masing-masing, tapi tak ada salahnya kan memberikan kemungkinan-kemungkin. Siapa tau bisa jadi petunjuk, buat memecahkan kehidupan “kemahasiswaan” (Egg…).
- Mau jadi orang pasif ? siapa yang melarang.. tidak ada,,, tapi hidup itu indah teman, jika hanya duduk diam dan mendengarkan. Pasti rasanya membosankan. Hanya melakukan hal-hal yang itu-itu saja. 3K, kantin, kuliah dan kost.
Seperti yang dibilang sebelumnya ini tentunya tidak masalah, asal jangan ditambah satu kategori lagi. Cukuplah dengan menjadi orang pasif, tapi jangan ditambah dengan menjadi apatis. Memang, apapun yang menjadi urusan orang lain adalah hak mereka. Tapi sebagai mahasiswa ada peran kritis jika sesuatu tidak berjalan sesuai jalur. Jika hanya menjadi apatis, maka sayang sekali menjadi seorang mahasiswa, tidak bisa berpendapat untuk menyampaikan aspirasi yang sebenarnya sudah tertumpuk didalam diri.
-         Jadi mau orang yang aktif? Tentu sangat setuju, belajar tidak hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen, tapi memiliki inisiatif untuk mencari pembelajaran diluar. Buku-buku atau akses internet. Jadi ilmu tidak hanya akan berkutat disitu-situ saja. Apalagi bila ditambah secara aktif bisa berbagi ilmu. Hah,, menyenangkan jika bisa berbagi.
Tentunya ilmu bisa didapat dari mana saja dan dalam bentuk apa saja. Untuk yang ingin jadi mahasiswa aktif, pastinya juga bisa mencari ilmu diluar dalam bentuk pengalaman. Mengikuti organisasi bisa menjadi salah satu alternatifnya.
Meski setiap langkah ditentukan oleh arah pergerakan kaki masing-masing. Tapi arahnya tentu butuh pentunjuk dan mematuhi rambu-rambu. Tak peduli mau jadi apa? Pasif, aktif, aktivis atau apatis? Yang jelas setiap orang berhak menentukan sikap. Jika bisa bermanfaat bagi orang mengapa tidak. Biarkan diri ini menjadi pasif saat mendengar orang memprovokasi, lalu jadilah seseorang yang aktif menyuarakan kebenaran. Dan apatislah untuk hal-hal yang akan menghancurkan diri. Dan jadilah aktivis, untuk menjadi pelajaran diri.
My nam3 i5 Pur1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar